Minggu, Juli 20, 2008

KEAJAIBAN DI TENGAH LAUTAN

Anda pernah membaca koran Kompas pertengahan bulan Maret 2007. Rombongan Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tenggara Barat dr. Juliana LL Carolus mengalami kejadian yang jauh di luar logika. Selama berada di tengah lautan, Juliana Carolus beserta lima anggota stafnya, Nel Tulalean, Maikel Jilfufin, Dani Ariesan, Adebu Rahanluan, dan Sami Jabar, tak putus-putusnya berdoa. Namun, Allah Swt menguji mereka disaat mereka hendak melakukan kebaikan. Yaitu disaat mereka hendak mengirim makan makanan pendamping (MP) ASI yang akan diberikan kepada anak-anak penderita busung lapar di Kecamatan Kormomolin, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku.
Pada tanggal 1 Maret pukul 15.00 WIT, mereka sedang berada di perairan Tanjung Neraka, dimana perairan ini terkenal sangat ganas, tiba-tiba kapal mengalami kerusakan. Padahal saat itu cuaca sangat cerah, kemudian datang awan menjadi gelap dan angin bertiup sangat kencang. Kapal mulai terombang-ambing oleh gelombang besar, mereka begitu ketakutan sambil terus berdoa memohon diselamatkan oleh Allah Swt. Mereka kemudian "dikeluarkan" dari badai sesaat kemudian,dan cuaca pun kembali cerah. Guncangan akibat badai ini masih menyisakan trauma yang amat dalam, dari masing-masing rombongan. Malam harinya mereka masih dihantam gelombang besar lagi. Dan mereka mengalami hantaman badai hingga sekitar 10 kali.
Selama 15 hari terapung-apung, mereka makan makanan pendamping (MP) ASI yang seharusnya diberikan kepada anak-anak penderita busung lapar. Air tawar mereka peroleh dari hujan yang turun bersama badai. Mereka juga sempat berbagi makanan dengan dua ikan yang selalu mengikutinya. Entah, darimana datangnya kedua ikan ini yang selalu menyertai kapal mereka. Di saat, mereka diujung maut, mereka masih bisa melakukan kebaikan kepada makhluk Allah. Nabi pernah menyampaikan bahwa, "Berbuat baik kepada setiap makhluk yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala." (Muttafaq ‘alaih: Misykât). Percayalah, Allah tidak akan melupakan perbuatan shodaqoh terhadap makhluk-makhluk-Nya.
Ujian Allah pun berlajut, ketika mereka mengalami keputusasaan, mereka diuji dengan harapan-harapan semu ketika ada kapal nelayan yang melewati kapal speedboat mereka, walaupun posisinya sangat jauh mereka berusaha meminta tolong. Harapan pun semakin memudar ketika kapal nelayan tersebut, tidak mendengar teriak meminta tolong mereka. Kemudian cobaan dari Allah Swt datang lagi, ketika speedboat mereka berada sangat dekat dengan kapal kontainer. Namun bagaikan memberikan harapan semu, tak ada yang mendengar teriakan mereka.
Dalam ketidakpastian itulah, mereka berucap untuk nadzar, kalau mereka selamat dari maut ini maka mereka tetap ingin mengabdikan diri kepada masyarakat di Maluku Tenggara Barat. Doa mereka terjawab setelah 15 hari di tengah lautan, pertolongan datang dari kapal nelayan Putra Tunggal yang dinakhodai Samsudin. Padahal seandainya pertolongan terlambat sehari saja, maka mereka akan melewati perbatasan Papua Niugini, dan kemungkinan selamat sangatlah tipis. Apalagi persediaan makanan pendamping ASI dan air tawar juga sudah habis. Alhamdulillah, mereka selamat dari ujianini. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqaroh ayat 155-157, Allah Swt berfirman, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’ uun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk" Kemudian dalam Al-Qur’an surat Al-A’râf ayat 156, "Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat-Ku."
Juga Nabi menyebutkan bahwa"Allah Swt tidak mengasihi orang yang tidak berkasih sayang kepada sesama manusia. Dan barangsiapa menolong orang miskin atau wanita yang terkena musibah, ia seperti orang yang berjihad." (Misykât). Rombongan dr. Juliana ketika mengalami musibah di tengah lautan sedang dalam rangka membantu anak-anak yang mengalami gizi buruk dan busung lapar, dan Allah menguji mereka dengan badai dan sedikit ketakutan. Ternyata mereka masih bisa melakukan kebaikan walaupun berada diambang kematian. Dan Allah mengasihi mereka, dengan pertolongan-Nya ombak dan badai tidak sanggup menghancurkan kapal speedboard mereka.
Jelas hikmah dari kejadian ini membuktikan bahwa rahmat Allah Swt untuk seluruh makhluk, tidak untuk satu golongan saja. Siapa saja yang berbuat baik kepada makhluk Allah maka orang itu lah yang dicintai oleh Allah Swt.

TRILATERAL: SEORANG PEDAGANG BERAS YANG KAYA AKAN GAGASAN

TRILATERAL: SEORANG PEDAGANG BERAS YANG KAYA AKAN GAGASAN