Minggu, Juli 20, 2008

SEORANG PEDAGANG BERAS YANG KAYA AKAN GAGASAN

Perkenalan saya dengan tetangga setahun yang lalu, memunculkan banyak sekali gagasan-gagasan baru. Kebiasaan kami bertukar pikiran walaupun begitu singkat, tetapi ada saja bahan yang bisa direnungankan. Baik gagasan yang muncul sebagai topik buku baru, bagaimana Islam memandang suatu kegiatan bisnis, sikap seorang pebisnis, bagaimana memberdayakan masyarakat dan pemuda, pandangan-pandangan mengenai asuransi dalam dunia Islam, dan sebagainya.
Selain itu, sebut saja Mas Tofiq tidak hanya berbicara mengenai ide dan gagasannya saja, tetapi ia juga berusaha sekuat tenaga mewujudkan apa yang menjadi impian-impiannya. Pandangannya mengenai agama, ia wujudkan dalam bisnis jual-beli beras dan kehidupan keluarganya. Saat itu, sebelum ia mempunyai kios di daerah Minomartani, Mas Tofiq sudah merintisnya di salah satu daerah pinggiran kota. Kemudian ia ingin memperbesar usahanya di Minomartani sebagai pusat jual-beli beras berkualitas baik dengan harga miring. Dengan konsep yang sering ia bicarakan mengenai pemberdayaan orang-orang yang tidak mampu dan ingin bekerja inilah, maka ia memutuskan mencari seseorang karyawan. Dipilihlah yayasan panti asuhan yatim-piatu sebagai tempat untuk mengangkat seorang karyawan. Rencananya, ia akan mendidiknya bekerja di sana. Selain gaji, Mas Tofiq juga menyediakan tempat tinggal dan makan gratis.
Kemudian di waktu yang lain, Mas Tofiq mempunyai gagasan untuk membuat sebuah bengkel usaha, dimana anak-anak yatim, orang-orang yang kurang mampu, dan masyarakat bisa belajar bisnis di sana. Ia berusaha memberikan dukungannya baik membuka bidang usaha yang diinginkan, fasilitas tempat maupun pemikiran. Hal ini ia wujudkan dengan digelarnya bursa tanaman hias di depan rumahnya. Tidak hanya tanaman hias, beberapa usaha lain juga dirintis dengan sistem bagi hasil.
Beberapa usaha yang berhasil Mas Tofiq rintis baik pribadi maupun bagi hasil seperti pusat grosir beras dan sembako, es Geboy, tanaman hias, dan warung angkring. Semua melibatkan anak-anak yang kurang mampu dan masyarakat sekitar. Apa yang menjadi kunci sukses dari Mas Tofiq ini, adalah selalu menyambung dan membina tali silaturahmi dengan orang lain, memberikan hak-haknya, dan berusaha membangun pemberdayaan umat.
Saya teringat akan sebuah firman Allah Swt yang menyatakan pentingnya menjaga dan menjalin hubungan silaturahmi serta memberikan hak-hak kerabat terdekat: "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya." (QS. Al-Israa’: 26). "Sesungguhnya Allah Swt menyuruh (kamu) berbuat adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl: 90). Bahwa Allah memerintahkan kita untuk mentauhidkan-Nya dan berbuat baik kepada orang lain, memaafkan mereka, menyambung tali silaturahmi, dan bersedekah kepada mereka. Kemudian Allah melarang berbuat dzolim kepada mereka, keji, dan kemungkaran.
Konsep pemberdayaan yang dilakukan Mas Tofiq merupakan amal shodaqoh yang sangat besar pahalanya. Dengan memberikan lapangan pekerjaan, istilah yang sering disebutkannya sebagai "sekolah gratis" anak-anak yang kurang mampu, yatim, kerabat dekat yang memerlukan pertolongan, maupun masyarakat sekitar agar mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. "Saya berharap semoga bekal ilmu yang diajarkan di sekolahan gratis ini, bisa untuk modal pengetahuan. Jika suatu saat mereka mampu untuk mandiri," tuturnya.
Saya sering mengamati perkembangan usahanya, ada saja orang yang mengajak kerjasama usaha. Dari jualan durian, kelapa muda, rambutan, beternak ikan lele, bahkan sekarang ini mas Tofiq baru memberdayakan masyarakat sepanjang jalan Mujair , Tawes Raya hingga Kakap agar dijadikan "Pasar Tiban" pada setiap Minggu pagi.
Usahanya untuk menghidupkan nuansa padat karya akan sangat efektif untuk menggali potensi kreativitas masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Saya kagum akan pandangan dalam berbisnis dan perkembangan usahanya yang sangat pesat. Menurut saya kemajuannya merupakan hasil dari usaha untuk menjalin silaturahmi dan pemberdayaan. Dimana hal itu merupakan usaha shodaqoh, dengan menyebut usahanya sebagai "sekolah gratis".
Faqih Abu Laits rah.a. berkata bahwa di dalam silaturahmi ada sepuluh perkara yang patut dipuji:
1. Didalamnya terdapat keridhaan Allah Swt karena silaturahmi adalah perintah-Nya.
2. Menggembirakan sanak-saudara. Rasulullah Saw bersabda, "Amal yang paling utama adalah menyenangkan hati orang yang beriman."
3. Malaikat akan merasa senang.
4. Orang Islam akan memujinya.
5. Syaitan laknatullah ‘alaih akan sangat bersedih.
6. Silaturahmi dapat memanjangkan umur.
7. Silaturahmi menyebabkan keberkahan rezeki.
8. Orang-orang yang telah meninggal, yakni kakek dan ayahnya, merasa senang bila mengetahui perbuatannya.
9. Dengan silaturahmi, hubungan antar sesama akan kuat. Jika kita menolong seseorang dan bermurah hati terhadap seseorang maka pada waktu kita mengalami kesusahan dan mempunyai keperluan, ia akan menolong kita dengan sepenuh hati.
10. Setelah mati, kita akan memperoleh pahala karena siapa saja yang kita tolong, ia akan selalu mengingat kita dan mendoakan kita.
Bahkan sebagian ulama menulis, "Ada lima perkara bila dikerjakan dengan istiqomah dan teguh, orang yang mengerjakannya akan memperoleh pahala seperti gunung dan menyebabkan luasnya rezeki yaitu:
1. Istiqomah dalam bershodaqoh, sedikit atau banyak.
2. Istiqomah dalam bersilaturahmi baik sedikit maupun banyak.
3. Berjihad di jalan Allah Swt.
4. Selalu dalam keadaan wudhu.
5. Berbakti kepada orangtua." (Tanbîhul-Ghâfilîn).
Saya merasa kagum, ternyata begitu banyak hikmah yang bisa dipetik sebagai suatu pelajaran dari gagasan seorang pedagang beras ini.

Tidak ada komentar: